Jumat, 18 April 2014

layanan Konseling Perorangan


LAYANAN KONSELING PERORANGAN
Mata kuliah
Bimbingan Konseling
Dosen Pembimbing
Eddy Khairani, S.Ap. M.Pd.I

Oleh
KELOMPOK 5
Patimah
Dan
Siti Khadijah





SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI )
DARUL ULUM KANDANGAN
2014

KATA PENGANTAR
            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Layanan Konseling Perorangan”
            Serta salawat dan salam kami panjatkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad saw yang telah membawa kita dari alam kejahilan ke alam yang penuh pengatahuan dan dari alam kegelapan ke alam yang terang benderang. Sehingga kita bisa membedakan antara yang baik dan buruk.
             Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini.Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

                                                                                         



      Penyusun,

       Kelompok 5 

i
DAFTAR ISI

            KATA PENGANTAR ...............................................................       i
            DAFTAR ISI ..............................................................................       ii
            BAB I PENDAHULUAN ..........................................................      1
            BAB II PEMBAHASAN ...........................................................      2
                         Layanan Konseling Perorangan .....................................       2
A.    Pengertian Layanan Konseling Perorangan ..............       2
B.     Proses Layanan Konseling Perorangan ....................        4
C.     Langkah Umum Pengantasan Masalah .....................       5
D.    Tahapan Konseling ...................................................       7
BAB III PENUTUP ....................................................................      10
A.    Simpulan ...................................................................       10
B.     Saran- saran ..............................................................        10












ii
BAB I
PENDAHULUAN

Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdaarkan norma-norma yang berlaku.
Bimbingan dan konseling merupakan  upaya proaktif dan sistematik dalam memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku yang efektif, pengembangan lingkungan, dan peningkatan fungsi atau manfaat individu dalam lingkungannya. Semua perubahan perilaku tersebut merupakan proses perkembangan individu, yakni proses interaksi antara individu dengan lingkungan melalui interaksi yang sehat dan produktif.











BAB II
PEMBAHASAN
LAYANAN KONSELING PERORANGAN

A.    Pengartian Layanan Konseling Perorangan
Layanan Konseling Perorangan atau Individual adalah merupakan salah satu pemberian bantuan secara perorangan dan secara langsung. Dalam cara ini pemberian bantuan dilakukan secara face to face relationship (hubungan muka ke muka, atau hubungan empat mata) antara konselor dengan individu yang terjadi ketika seorang konselor bertemu secara pribadi dengan klien untuk tujuan konseling. Ini adalah interaksi antara konselor dan konseli dimana banyak yang berfikir bahwa ini adalah esensi dari pekerjaan konselor.
Konseling individu menurut Prayitno dan Erman Amti (2004:105) adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien)  yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.
Dryden (dalam Palmer & McMahon, 1989:39) bahwa konseling perorangan sangat menjaga kerahasiaan klien; konseling perorangan akan membuat hubungan akrab antara klien dan konselor; konseling perorangan sebagai proses pembelajaran klien; konseling perorangan adalah sebuah proses teraputik. Lebih lanjut, Dryden menyimpulkan bahwa konseling perorangan membantu klien yang ingin membuat perbedaan dirinya dengan yang lain. Konseling perorangan juga akan sangat membantu konselor dalam membuat variasi gaya teraputik untuk klien yang berbeda.
Konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dan seorang konseli/klien. Konseli/klien mengalami kesukaran pribadi yang tidak dapat dipecahkan sendiri, kemudian ia meminta bantuan konselor sebagai petugas yang profesional dalam jabatannya dengan pengetahuan dan ketrampilan psikologi. Konseling ditujukan pada individu yang normal, yang menghadapi kesukaran dalam mengalami masalah pendidikan, pekerjaan dan sosial dimana ia tidak dapat memilih dan memutuskan sendiri. Dapat disimpulkan bahwa konseling hanya ditujukan pada individu-individu yang sudah menyadari kehidupan pribadinya.
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan di atas dapat dipahami bahwa  konseling perorangan yang dimaksud memuat beberapa hal yaitu (1)usaha membantu klien/ sebuah proses teraputik  dalam upaya mengentaskan permasalahan (2) menjaga kerahasiaan klien; (3) konseling perorangan akan membuat hubungan akrab antara klien dan konselor; (4) proses membelajaran klien; (5) pelaksanaannya dilakukan secara tatap muka; (6) tujuannya agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus yang dialaminya.
Konseling individu merupakan bentuk layanan yang paling utama dalam peaksanaan fungsi pengentasan masalah klien. Dengan demikian konseling perorangan merupakan “jantung hati”. Implikasi lain pengertian “jantung hati” adalah apabila seorang konselor telah menguasai dengan baik apa, mengapa dan bagaimana pelayanan konseling itu (memahami, menghayati dan menerapkan wawasan, pengetahuan dan ketrampilan dengan berbagai teknik dan teknologinya), maka diharapkan ia dapat menyelenggarakan layanan-layanan bimbingan lainnya tanpa mengalami banyak kesulitan.
Banyak peserta didik yang tidak mau membicarakan masalah pribadi  mereka ragu untuk berbicara di depan kelompok-kelompok kecil. Oleh karena itu, konseling individu dalam sekolah-sekolah, tidak terlepas dari psikoterapi, didasarkan pada asumsi bahwa konseli itu akan lebih suka berbicara sendirian dengan seorang konselor. Selain itu, kerahasiaan, selalu dianggap sebagai dasar konseling.
Akibatnya, muncul asumsi bahwa siswa membutuhkan pertemuan pribadi dengan seorang konselor untuk mengungkapkan pikiran mereka dan untuk meyakinkan bahwa pengungkapan mereka akan dilindungi. Tidak ada yang lebih aman daripada konseling individu.

B.     Proses Layanan Konseling Perorangan
Secara menyeluruh dan umum, proses konseling individu dari kegiatan paling awal sampai kegiatan akhir, terdapat lima tahap yaitu: tahap pengantaran (introduction), tahap penjajagan (insvention), tahap penafsiran (interpretation), tahap pembinaan (intervention) dan tahap penilaian (inspection). Dalam keseluruhan proses layanan konseling individu, konselor harus menyadari posisi dan peran yang sedang dilakukannya.
1.      Pengantaran
Proses pengantaran mengantarkan klien memasuki kegiatan konseling dengan segenap pengertian, tujuan, dan prinsip dasar yang menyertainya. Proses pengantaran ini ditempuh melalui kegiatan penerimaan yang bersuasana hangat, tidak menyalahkan, penuh pemahaman, dan penstrukturan yang jelas. Apabila proses awal ini efektif maka klien akan termotivasi untuk menjalankan proses konseling selanjutnya dengan hasil yang menjajikan.
2.      Penjajagan
Proses penjajagan dapat diibaratkan sebagai pembuka dan memasuki ruang sumpek atau hutan belantara yang berisi hal-hal yang bersangkutan dengan permasalahan dan perkembangan klien. Sasaran penjajagan adalah hal-hal yang dikemukakan klien dan hal-hal lain perlu dipahamitentang diri klien. Seluruh sasaran penjajagan ini adalah berbagai hal yang selama ini terpendam dalam diri klien.
3.      Penafsiran
Apa yang terungkap melalui penjajagan merupakan berbagai hal yang perlu diartikan atau dimaknai keterkaitannya dengan masalah klien. Hasil proses penafsiran ini pada umumnya adalah aspek-aspek realita dan harapan klien dengan berbagai variasi dinamika psikis dalam rangka penafsiran.
4.      Pembinaan
Proses pembinaan ini secara langsung mengacu pada pengentasan masalah dan pengembangan diri klien. Dalam tahap ini disepakati strategi dan intervensi yang dapat memudahkan terjadinya perubahan.
5.      Penilaian
Ada tiga jenis penilaian yang harus dilakukan dalam konseling individu yaitu penilaian segera, penilaian jangka pendek, penilaian jangka panjang. Penilaian segera dilaksanakan pada setiap akhir sesi layanan, sedang penilaian paska layanan selama satu minggu sampai satu bulan, dan penilaian jangka panjang dilakukan setelah beberapa bulan.

C.    Langkah Umum Pengentasan Masalah
Masalah merupakan sesuatu yang perlu dituntaskan dan diselasaikan, keterlanjutan masalah secara terus menerus akan menimbulkan defresi yang berat serta tekanan batin yant kuat terhadap orang yang mengalaminya tersebut, untuk menyelesaikan  masalah tersebut perlu ada langkah-langkah dan proses yang harus dilewati.
Secara umum, langkah yang akan dilewati itu terbagi kepada 2, yaitu :
1.      Langkah-langkah konseling individual ( perorangan )
Dari beberapa jenis layanan Bimbingan dan Konseling yang diberikan kepada peserta didik, tampaknya untuk layanan konseling perorangan perlu mendapat perhatian lebih. Karena layanan yang satu ini boleh dikatakan merupakan ciri khas dari layanan bimbingan dan konseling, yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus.
Dalam praktiknya, memang strategi layanan bimbingan dan konseling harus terlebih dahulu mengedepankan layanan – layanan yang bersifat pencegahan dan pengembangan, namun tetap saja layanan yang bersifat pengentasan pun masih diperlukan. Oleh karena itu, guru BK maupun konselor seyogyanya dapat menguasai proses dan berbagai teknik konseling, sehingga bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka pengentasan masalahnya dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Secara umum, langkah dan proses konseling terdiri dari tiga tahapan yaitu: (1) tahap awal (tahap mendefinisikan masalah); (2) tahap inti (tahap kerja); dan (3) tahap akhir (tahap perubahan dan tindakan.
2.      Langkah- langkah konseling kelompok.
Penyelenggaraan konseling kelompok memerlukan persiapan dan praktik pelaksanaan yang memadai dari awal sampai dengan evaluasi dan tindak lanjutnya. Berikut langkah-langkah yang dapat ditempuh.
a.       Langkah awal
Langkah awal dislenggarakan dalam rangka pembentukan kelompok sampai dengan mengumpulkan para peserta yang siap melaksanakan kegiatan konseling kelompok.
b.      Perencanaan kegiatan
c.       Pelaksanaan kegiatan
Kegiatan yang telah direncanakan kemudian dilaksanakan melalui rangkaian kegiatan berikut.
1.      Persiapan.
2.      Pelaksanaan tahap-tahap kegiatan.
d.      Evaluasi kegiatan
e.       Analisis dan tindak lanjut.
Hasil penilaian kegiatan konseling kelompok perlu dianalisis untuk mengetahui lebih lanjut kemajuan para peserta dan penyelenggaraan bimingan kelompok.


D.    Tahapan Konseling
                Dalam praktiknya, memang strategi layanan bimbingan dan konseling harus terlebih dahulu mengedepankan layanan – layanan yang bersifat pencegahan dan pengembangan, namun tetap saja layanan yang bersifat pengentasan pun masih diperlukan. Oleh karena itu, guru BK maupun konselor seyogyanya dapat menguasai proses dan berbagai teknik konseling, sehingga bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka pengentasan masalahnya dapat berjalan secara efektif dan efisien.
               Secara umum, proses konseling terdiri dari tiga tahapan yaitu: (1) tahap awal (tahap mendefinisikan masalah); (2) tahap inti (tahap kerja); dan (3) tahap akhir (tahap perubahan dan tindakan).
1.      Tahap Awal
             Tahap ini terjadi dimulai sejak klien menemui konselor hingga berjalan sampai konselor dan klien menemukan masalah klien. Pada tahap ini beberapa hal yang perlu dilakukan, diantaranya.
a.       Membangun hubungan konseling yang melibatkan klien (rapport). Kunci keberhasilan membangun hubungan terletak pada terpenuhinya asas-asas bimbingan dan konseling, terutama asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan; dan kegiatan.
b.      Memperjelas dan mendefinisikan masalah. Jika hubungan konseling sudah terjalin dengan baik dan klien telah melibatkan diri, maka konselor harus dapat membantu memperjelas masalah klien.
c.       Membuat penaksiran dan perjajagan. Konselor berusaha menjajagi atau menaksir kemungkinan masalah dan merancang bantuan yang mungkin dilakukan, yaitu dengan membangkitkan semua potensi klien, dan menentukan berbagai alternatif yang sesuai, untuk mengantisipasi masalah yang dihadapi klien.
2.      Inti ( tahap kerja )
Setelah tahap Awal dilaksanakan dengan baik, proses konseling selanjutnya adalah memasuki tahap inti atau tahap kerja.
Pada tahap ini terdapat beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranya :
a.       Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah klien lebih dalam. Penjelajahan masalah dimaksudkan agar klien mempunyai perspektif dan alternatif baru terhadap masalah yang sedang dialaminya.
b.      Konselor melakukan reassessment (penilaian kembali), bersama-sama klien meninjau kembali permasalahan yang dihadapi klien.
c.       Menjaga agar hubungan konseling tetap terpelihara.
Hal ini bisa terjadi jika :
a.       Klien merasa senang terlibat dalam pembicaraan atau waancara konseling, serta menampakkan kebutuhan untuk mengembangkan diri dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
b.      Konselor berupaya kreatif mengembangkan teknik-teknik konseling yang bervariasi dan dapat menunjukkan pribadi yang jujur, ikhlas dan benar – benar peduli terhadap klien.
c.       Proses konseling agar berjalan sesuai kontrak. Kesepakatan yang telah dibangun pada saat kontrak tetap dijaga, baik oleh pihak konselor maupun klien.
3.      Akhir ( tahap tindakan )
Pada tahap akhir ini terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu :
a.       Konselor bersama klien membuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling.
b.      Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan kesepakatan yang telah terbangun dari proses konseling sebelumnya.
c.       Mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera.
d.      Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya.
Pada tahap akhir ditandai beberapa hal, yaitu ; (1) menurunnya kecemasan klien; (2) perubahan perilaku klien ke arah yang lebih positif, sehat dan dinamis; (3) pemahaman baru dari klien tentang masalah yang dihadapinya; dan (4) adanya rencana hidup masa yang akan datang dengan program yang jelas.







BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Layanan Konseling Individu adalah merupakan salah satu pemberian bantuan secara perorangan dan secara langsung. Dalam cara ini pemberian bantuan dilakukan secara face to face relationship (hubungan muka ke muka, atau hubungan empat mata) antara konselor dengan individu yang terjadi ketika seorang konselor bertemu secara pribadi dengan klien untuk tujuan konseling. Ini adalah interaksi antara konselor dan konseli dimana banyak yang berfikir bahwa ini adalah esensi dari pekerjaan konselor.
Terdapat lima langkah pada proses pelaksanaan layanan konseling individu yaitu: tahap pengantaran (introduction), tahap penjajagan (insvention), tahap penafsiran (interpretation), tahap pembinaan (intervention) dan tahap penilaian (inspection). Dalam keseluruhan proses layanan konseling individu, konselor harus menyadari posisi dan peran yang sedang dilakukannya.

B.     Saran
Dengan selesainya makalah ini, penulis harap agar pembaca mampu mengambil sedikit hikmah dari kandungan yang terdapat didalamnya. Setiap karya pasti indah, namun setiap keindahan itu belum tentu yang terbaik. Maka penulis mohon apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan ataupun kandungan pokok pembahasan. Kritik dan saran akan penulis terima, guna karya yang lebih baik kedepanya. Sekian, dan terima kasih.





DAFTAR PUSTAKA

Prayitno. Layanan Konseling Perorangan. FIP Universitas Negeri Padang: Padang 2005.

Sukardi, Dewa Ketut. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Konseling di Sekolah, (Rineka Cipta: Jakarta 2000.

Winkel dan Sri Hastuti,. Bimbingan dan konseling kelompok. Jakarta: Rineka Cipta 2008.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar