LAYANAN
KONSELING PERORANGAN
Mata
kuliah
Bimbingan
Konseling
Dosen
Pembimbing
Eddy
Khairani, S.Ap. M.Pd.I

Oleh
KELOMPOK
5
Patimah
Dan
Siti
Khadijah
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI )
DARUL ULUM KANDANGAN
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga
kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya
yang berjudul “Layanan Konseling Perorangan”
Serta
salawat dan salam kami panjatkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad saw
yang telah membawa kita dari alam kejahilan ke alam yang penuh pengatahuan dan
dari alam kegelapan ke alam yang terang benderang. Sehingga kita bisa membedakan
antara yang baik dan buruk.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih
jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini.Penulis berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Penyusun,
Kelompok 5
i
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
............................................................... i
DAFTAR ISI
.............................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
.......................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
........................................................... 2
Layanan Konseling
Perorangan ..................................... 2
A. Pengertian
Layanan Konseling Perorangan ..............
2
B. Proses
Layanan Konseling Perorangan .................... 4
C. Langkah
Umum Pengantasan Masalah ..................... 5
D. Tahapan
Konseling ................................................... 7
BAB
III PENUTUP
.................................................................... 10
A. Simpulan
................................................................... 10
B. Saran-
saran .............................................................. 10
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk
peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa
berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun
karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdaarkan
norma-norma yang berlaku.
Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik dalam
memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pengembangan
perilaku yang efektif, pengembangan lingkungan, dan peningkatan fungsi atau
manfaat individu dalam lingkungannya. Semua perubahan perilaku tersebut
merupakan proses perkembangan individu, yakni proses interaksi antara individu
dengan lingkungan melalui interaksi yang sehat dan produktif.
BAB
II
PEMBAHASAN
LAYANAN
KONSELING PERORANGAN
A. Pengartian Layanan Konseling Perorangan
Layanan
Konseling Perorangan atau Individual adalah merupakan salah satu pemberian
bantuan secara perorangan dan secara langsung. Dalam cara ini pemberian bantuan
dilakukan secara face to face relationship (hubungan muka ke muka, atau
hubungan empat mata) antara konselor dengan individu yang terjadi ketika
seorang konselor bertemu secara pribadi dengan klien untuk tujuan konseling.
Ini adalah interaksi antara konselor dan konseli dimana banyak yang berfikir
bahwa ini adalah esensi dari pekerjaan konselor.
Konseling
individu menurut Prayitno dan Erman Amti (2004:105) adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut
konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut
klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.
Dryden
(dalam Palmer & McMahon, 1989:39) bahwa konseling perorangan sangat menjaga
kerahasiaan klien; konseling perorangan akan membuat hubungan akrab antara
klien dan konselor; konseling perorangan sebagai proses pembelajaran klien;
konseling perorangan adalah sebuah proses teraputik. Lebih lanjut, Dryden
menyimpulkan bahwa konseling perorangan membantu klien yang ingin membuat
perbedaan dirinya dengan yang lain. Konseling perorangan juga akan sangat
membantu konselor dalam membuat variasi gaya teraputik untuk klien yang
berbeda.
Konseling
individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam
wawancara antara seorang konselor dan seorang konseli/klien. Konseli/klien
mengalami kesukaran pribadi yang tidak dapat dipecahkan sendiri, kemudian ia
meminta bantuan konselor sebagai petugas yang profesional dalam jabatannya
dengan pengetahuan dan ketrampilan psikologi. Konseling ditujukan pada individu
yang normal, yang menghadapi kesukaran dalam mengalami masalah pendidikan,
pekerjaan dan sosial dimana ia tidak dapat memilih dan memutuskan sendiri.
Dapat disimpulkan bahwa konseling hanya ditujukan pada individu-individu yang
sudah menyadari kehidupan pribadinya.
Berdasarkan
pengertian yang dikemukakan di atas dapat dipahami bahwa konseling
perorangan yang dimaksud memuat beberapa hal yaitu (1)usaha membantu klien/
sebuah proses teraputik dalam upaya mengentaskan permasalahan (2) menjaga
kerahasiaan klien; (3) konseling perorangan akan membuat hubungan akrab antara
klien dan konselor; (4) proses membelajaran klien; (5) pelaksanaannya dilakukan
secara tatap muka; (6) tujuannya agar klien dapat mengambil tanggung jawab
sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus yang dialaminya.
Konseling
individu merupakan bentuk layanan yang paling utama dalam peaksanaan fungsi
pengentasan masalah klien. Dengan demikian konseling perorangan merupakan “jantung
hati”. Implikasi lain pengertian “jantung hati” adalah apabila
seorang konselor telah menguasai dengan baik apa, mengapa dan bagaimana
pelayanan konseling itu (memahami, menghayati dan menerapkan wawasan,
pengetahuan dan ketrampilan dengan berbagai teknik dan teknologinya), maka
diharapkan ia dapat menyelenggarakan layanan-layanan bimbingan lainnya tanpa
mengalami banyak kesulitan.
Banyak
peserta didik yang tidak mau membicarakan masalah pribadi mereka ragu untuk berbicara di depan
kelompok-kelompok kecil. Oleh karena itu, konseling individu dalam
sekolah-sekolah, tidak terlepas dari psikoterapi, didasarkan pada
asumsi bahwa konseli itu akan lebih suka berbicara sendirian dengan seorang
konselor. Selain itu, kerahasiaan, selalu dianggap sebagai
dasar konseling.
Akibatnya, muncul asumsi
bahwa siswa membutuhkan pertemuan pribadi dengan seorang konselor untuk
mengungkapkan pikiran mereka dan untuk meyakinkan bahwa pengungkapan
mereka akan dilindungi. Tidak ada yang lebih aman daripada konseling individu.
B. Proses
Layanan Konseling Perorangan
Secara
menyeluruh dan umum, proses konseling individu dari kegiatan paling awal sampai
kegiatan akhir, terdapat lima tahap yaitu: tahap pengantaran (introduction),
tahap penjajagan (insvention), tahap penafsiran (interpretation), tahap
pembinaan (intervention) dan tahap penilaian (inspection). Dalam keseluruhan
proses layanan konseling individu, konselor harus menyadari posisi dan peran
yang sedang dilakukannya.
1. Pengantaran
Proses pengantaran mengantarkan
klien memasuki kegiatan konseling dengan segenap pengertian, tujuan, dan
prinsip dasar yang menyertainya. Proses pengantaran ini ditempuh melalui
kegiatan penerimaan yang bersuasana hangat, tidak menyalahkan, penuh pemahaman,
dan penstrukturan yang jelas. Apabila proses awal ini efektif maka klien akan
termotivasi untuk menjalankan proses konseling selanjutnya dengan hasil yang
menjajikan.
2. Penjajagan
Proses penjajagan dapat diibaratkan
sebagai pembuka dan memasuki ruang sumpek atau hutan belantara yang berisi hal-hal
yang bersangkutan dengan permasalahan dan perkembangan klien. Sasaran
penjajagan adalah hal-hal yang dikemukakan klien dan hal-hal lain perlu
dipahamitentang diri klien. Seluruh sasaran penjajagan ini adalah berbagai hal
yang selama ini terpendam dalam diri klien.
3. Penafsiran
Apa yang terungkap melalui
penjajagan merupakan berbagai hal yang perlu diartikan atau dimaknai
keterkaitannya dengan masalah klien. Hasil proses penafsiran ini pada umumnya
adalah aspek-aspek realita dan harapan klien dengan berbagai variasi dinamika
psikis dalam rangka penafsiran.
4. Pembinaan
Proses pembinaan ini secara langsung
mengacu pada pengentasan masalah dan pengembangan diri klien. Dalam tahap ini
disepakati strategi dan intervensi yang dapat memudahkan terjadinya perubahan.
5. Penilaian
Ada tiga jenis penilaian yang harus
dilakukan dalam konseling individu yaitu penilaian segera, penilaian jangka
pendek, penilaian jangka panjang. Penilaian segera dilaksanakan pada setiap
akhir sesi layanan, sedang penilaian paska layanan selama satu minggu sampai
satu bulan, dan penilaian jangka panjang dilakukan setelah beberapa bulan.
C. Langkah Umum Pengentasan Masalah
Masalah merupakan sesuatu yang perlu dituntaskan dan
diselasaikan, keterlanjutan masalah secara terus menerus akan menimbulkan defresi
yang berat serta tekanan batin yant kuat terhadap orang yang mengalaminya
tersebut, untuk menyelesaikan masalah
tersebut perlu ada langkah-langkah dan proses yang harus dilewati.
Secara
umum, langkah yang akan dilewati itu terbagi kepada 2, yaitu :
1. Langkah-langkah
konseling individual ( perorangan )
Dari beberapa
jenis layanan Bimbingan dan Konseling yang diberikan kepada peserta didik,
tampaknya untuk layanan konseling perorangan perlu mendapat perhatian lebih.
Karena layanan yang satu ini boleh dikatakan merupakan ciri khas dari layanan
bimbingan dan konseling, yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus.
Dalam
praktiknya, memang strategi layanan bimbingan dan konseling harus terlebih
dahulu mengedepankan layanan – layanan yang bersifat pencegahan dan
pengembangan, namun tetap saja layanan yang bersifat pengentasan pun masih
diperlukan. Oleh karena itu, guru BK maupun konselor seyogyanya dapat menguasai
proses dan berbagai teknik konseling, sehingga bantuan yang diberikan kepada
peserta didik dalam rangka pengentasan masalahnya dapat berjalan secara efektif
dan efisien.
Secara umum,
langkah dan proses konseling terdiri dari tiga tahapan yaitu: (1) tahap awal
(tahap mendefinisikan masalah); (2) tahap inti (tahap kerja); dan (3) tahap
akhir (tahap perubahan dan tindakan.
2. Langkah-
langkah konseling kelompok.
Penyelenggaraan
konseling kelompok memerlukan persiapan dan praktik pelaksanaan yang memadai
dari awal sampai dengan evaluasi dan tindak lanjutnya. Berikut langkah-langkah
yang dapat ditempuh.
a. Langkah
awal
Langkah awal dislenggarakan dalam
rangka pembentukan kelompok sampai dengan mengumpulkan para peserta yang siap
melaksanakan kegiatan konseling kelompok.
b. Perencanaan
kegiatan
c. Pelaksanaan
kegiatan
Kegiatan yang telah direncanakan
kemudian dilaksanakan melalui rangkaian kegiatan berikut.
1. Persiapan.
2. Pelaksanaan
tahap-tahap kegiatan.
d. Evaluasi
kegiatan
e. Analisis
dan tindak lanjut.
Hasil
penilaian kegiatan konseling kelompok perlu dianalisis untuk mengetahui lebih
lanjut kemajuan para peserta dan penyelenggaraan bimingan kelompok.
D.
Tahapan
Konseling
Dalam praktiknya, memang strategi layanan
bimbingan dan konseling harus terlebih dahulu mengedepankan layanan – layanan
yang bersifat pencegahan dan pengembangan, namun tetap saja layanan yang
bersifat pengentasan pun masih diperlukan. Oleh karena itu, guru BK maupun
konselor seyogyanya dapat menguasai proses dan berbagai teknik konseling,
sehingga bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka pengentasan
masalahnya dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Secara umum, proses konseling terdiri
dari tiga tahapan yaitu: (1) tahap awal (tahap mendefinisikan masalah); (2)
tahap inti (tahap kerja); dan (3) tahap akhir (tahap perubahan dan tindakan).
1.
Tahap Awal
Tahap ini terjadi dimulai sejak klien menemui konselor
hingga berjalan sampai konselor dan klien menemukan masalah klien. Pada tahap
ini beberapa hal yang perlu dilakukan, diantaranya.
a.
Membangun
hubungan konseling yang melibatkan klien (rapport). Kunci keberhasilan
membangun hubungan terletak pada terpenuhinya asas-asas bimbingan dan
konseling, terutama asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan;
dan kegiatan.
b.
Memperjelas dan
mendefinisikan masalah. Jika hubungan konseling sudah terjalin dengan baik dan
klien telah melibatkan diri, maka konselor harus dapat membantu memperjelas
masalah klien.
c.
Membuat
penaksiran dan perjajagan. Konselor berusaha menjajagi atau menaksir
kemungkinan masalah dan merancang bantuan yang mungkin dilakukan, yaitu dengan
membangkitkan semua potensi klien, dan menentukan berbagai alternatif yang
sesuai, untuk mengantisipasi masalah yang dihadapi klien.
2. Inti
( tahap kerja )
Setelah tahap
Awal dilaksanakan dengan baik, proses konseling selanjutnya adalah memasuki
tahap inti atau tahap kerja.
Pada tahap ini terdapat beberapa
hal yang harus dilakukan, diantaranya :
a. Menjelajahi
dan mengeksplorasi masalah klien lebih dalam. Penjelajahan masalah dimaksudkan
agar klien mempunyai perspektif dan alternatif baru terhadap masalah yang
sedang dialaminya.
b. Konselor
melakukan reassessment (penilaian kembali), bersama-sama klien
meninjau kembali permasalahan yang dihadapi klien.
c. Menjaga
agar hubungan konseling tetap terpelihara.
Hal ini bisa terjadi jika :
a. Klien
merasa senang terlibat dalam pembicaraan atau waancara konseling, serta
menampakkan kebutuhan untuk mengembangkan diri dan memecahkan masalah yang
dihadapinya.
b. Konselor
berupaya kreatif mengembangkan teknik-teknik konseling yang bervariasi dan
dapat menunjukkan pribadi yang jujur, ikhlas dan benar – benar peduli terhadap
klien.
c. Proses
konseling agar berjalan sesuai kontrak. Kesepakatan yang telah dibangun pada
saat kontrak tetap dijaga, baik oleh pihak konselor maupun klien.
3. Akhir
( tahap tindakan )
Pada tahap akhir ini terdapat
beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu :
a. Konselor
bersama klien membuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling.
b. Menyusun
rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan kesepakatan yang telah
terbangun dari proses konseling sebelumnya.
c. Mengevaluasi
jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera.
d. Membuat
perjanjian untuk pertemuan berikutnya.
Pada
tahap akhir ditandai beberapa hal, yaitu ; (1) menurunnya kecemasan klien; (2)
perubahan perilaku klien ke arah yang lebih positif, sehat dan dinamis; (3)
pemahaman baru dari klien tentang masalah yang dihadapinya; dan (4) adanya
rencana hidup masa yang akan datang dengan program yang jelas.
BAB
III
PENUTUP
A. Simpulan
Layanan
Konseling Individu adalah merupakan salah satu pemberian bantuan secara
perorangan dan secara langsung. Dalam cara ini pemberian bantuan dilakukan
secara face to face relationship (hubungan muka ke muka, atau hubungan empat
mata) antara konselor dengan individu yang terjadi ketika seorang konselor
bertemu secara pribadi dengan klien untuk tujuan konseling. Ini adalah
interaksi antara konselor dan konseli dimana banyak yang berfikir bahwa ini
adalah esensi dari pekerjaan konselor.
Terdapat
lima langkah pada proses pelaksanaan layanan konseling individu yaitu: tahap
pengantaran (introduction), tahap penjajagan (insvention), tahap penafsiran
(interpretation), tahap pembinaan (intervention) dan tahap penilaian
(inspection). Dalam keseluruhan proses layanan konseling individu, konselor
harus menyadari posisi dan peran yang sedang dilakukannya.
B. Saran
Dengan
selesainya makalah ini, penulis harap agar pembaca mampu mengambil sedikit hikmah dari kandungan yang
terdapat didalamnya. Setiap karya pasti indah, namun setiap keindahan itu belum
tentu yang terbaik. Maka penulis mohon apabila terdapat kesalahan dan
kekurangan dalam penulisan ataupun kandungan pokok pembahasan. Kritik dan saran
akan penulis terima, guna karya yang lebih baik kedepanya. Sekian, dan terima
kasih.
DAFTAR
PUSTAKA
Prayitno. Layanan Konseling
Perorangan. FIP Universitas Negeri Padang: Padang 2005.
Sukardi,
Dewa Ketut. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Konseling di Sekolah,
(Rineka Cipta: Jakarta 2000.
Winkel dan Sri Hastuti,. Bimbingan
dan konseling kelompok. Jakarta: Rineka Cipta 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar